TOPLES PANTUN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN


Dalam KBBI dijelaskan bahwa media salah satunya metode yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam pengajaran, media ini sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Anda tidak harus meniru berbagai media pembelajaran yang sudah banyak ditulis atau di buat orang. Anda bisa menciptakan sendiri metode tersebut dengan menyesuaikan situasi tempat, kondisi siswa dan tingkat kemampuannya sehingga benar-benar strategi yang Anda terapkan bisa mendatangkan hasil yang maksimal. Disini saya akan memberitahukan metode yang saya buat yaitu toples pantun. Apa itu toples pantun? Bagaimana cara penerapannya? Kita simak bersama-sama ayoook.
            Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif (Dimyati Zuchdi, 1996:62).  Salah satu kompetensi dasar menulis yang terdapat pada kurikulum adalah menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun.  Melalui pelajaran tersebut dapat diketahui tentang kecermatan siswa dalam menyusun kalimat pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun.  Melalui pembelajaran ini siswa dilatih untuk menyusun pantun sesuai rima yang ditentukan.  Hal itu akan mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas siswa dalam menyusun pantun secara benar.  Keterampilan menulis ini dapat mendorong siswa untuk menghasilkan hasil karya sastra.
            Karya sastra dapat menolong siswa memahami dunia mereka, membentuk sikap-sikap positif dan menyadari hubungan yang manusiawi.  Guru perlu memilih karya sastra bagi siswanya dengan kriteria sesuai kurikulum dan memilih perkembangan yang memadai pada aspek-aspek intrinsik maupun ekstrinsik pada karya sastra. 
Karya sastra secara garis besar berupa prosa, drama, dan puisi. Salah satu bentuk puisi adalah pantun.  Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,  pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yg bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.  Pantun merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang berisi perumpamaan atau ibarat.  Pantun dapat untuk menyatakan segala macam perasaan atau curahan hati, baik menyatakan perasaan senang, sedih, cinta, benci, jenaka, ataupun nasihat agama, adat dan sebagainya.Menurut isinya,  pantun dikenal dengan pantun  nasehat (pantun orang tua), pantun jenaka, dan pantun teka-teki.  (Hidayat, 2004:130).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan mengenai syarat-syarat pantun. Syarat-syarat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun tersebut adalah (1) tiap bait terdiri dari 4 baris, (2) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata, (3) sajaknya merupakan sajak berirama, berumus a-b-a-b atau bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, dan (4) kedua baris pertama merupakan sampiran, sedangkan isinya terdapat pada kedua baris terakhir.
Pertama guru menjelaskan terlebih dahulu  mengenai pengertian pantun, dan syarat-syarat pantun. Selanjutnya, guru memberitahukan bahwa untuk pembelajaran kali ini guru akan menggunakan sebuah media yang diberi nama “Toples Pantun” yang kami hias semenarik mungkin hingga siswa menarik melihatnya. Lalu, guru menjelaskan kegunaan dari media tersebut dengan materi yang telah diajarkan. Kemudian, guru mulai menjelaskan cara penggunaan toples pantun yaitu pertama guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang berisikan lima orang. Setelah itu, guru memberitahukan mengenai peraturan media toples pantun yaitu siswa dilarang membuka gulungan kertas terlebih dahulu sebelum adanya perintah dari guru. Lalu, guru meminta kelompok tersebut untuk memilih salah satu anggotanya untuk maju mengambil kertas yang ada di dalam toples pantun itu sejumlah lima gulungan. Setelah semuanya sudah selesai mengambil gulungan, siswa diberi waktu untuk melengkapi pantun yang ada dalam kertas tersebut selama 10 menit. Terakhir, guru memilih salah satu kelompok untuk maju pertama membacakan pantun yang telah dilengkapi. Setiap anggota kelompok diharuskan untuk membacakan pantun didepan kelas secara bergiliran dan dilanjutkan dengan kelompok-kelompok yang lainnya.
Dengan pembelajaran seperti itu, insya Allah kelas tidak akan mati dan daya pikir siswa teroptimalkan. Jangan lupa di akhir pelajaran berilah penghargaan siapa saja yang berhasil membuat pantun dengan baik. Demikian juga berilah penghargaan bagi kelompok yang bisa melakukan pantun berbalas dengan baik. Semoga kegiatan dengan langkah-langkah tersebut di atas bisa membuat siswa enjoy dalam belajar. Selamat mencoba.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PACER